Jumat, 03 Desember 2010

Ini Baru Awalnya

Hari Jum'at ini, ada sesuatu yang berbeda. Kelas X dan XI ndak masuk jam 06.30, mereka semua masuk jam 07.00. Setelah sampai di sekolah pun, anda akan disambut pemandangan bak barak pengungsian karena para siswa ngelesot tidak jelas di lantai. Kerennya, diantara keramaian anda pasti akan mendengar istilah-istilah ilmiah yang diucapkan oleh orang-orang berwajah nggetu (karena stres).

Likok Bani Hafizudin terletak di depan XII ia 8 dan 9. Mereka semua memegang buku, berusaha memahami struktur tubuh dan lifestyle makhluk-makhluk berukuran nano yang mereka sendiri, sebenarnya, tidak pernah melihatnya. Atau berusaha mengkaji teori pembentukan alam semesta yang, sebenarnya, hanya Tuhan yang tahu. Tapi mereka berjuang memasukkan seluruh isi buku kedalam otak mereka sampai titik darah penghabisan. Ada yang cuma tidur tiga jam, ada yang belajar dari jam 4 sore sampai jam 12 mbengi, ada yang nggak belajar blas dan ada juga yang cuma bisa ketawa. Pasrah.

Saat bel berbunyi, lebih tepatnya sirene, kami semua melenguh seperti sapi. Kami membereskan semua buku dan masuk ke area perang. Tas diletakkan di depan, lalu tempat duduk dicari. Disa, yang tau tempat duduknya berada di baris paling depan langsung berteriak, "asem, balak cak!". Bianda yang juga di depan hanya bisa pasrah. Tapi Antok, yang kedapetan duduk di sebelah Mas Amal, memasang muka buahagia abiez (sayang dia tidak bisa memanfaatkannya karena, sungkan) (ngakak sek).

Setelah itu kertas-kertas ber-kop Lembar Jawaban Isian Ulangan Akhir Semester dibagikan, dan kami berperang selama 2,5 jam.

Ndak usah diceritakan ya prosesnya.
 
 Setelah perang, kami berhamburan keluar. Hanya Ijad yang berwajah "bahagia" seperti biasa. "Geografine luwih gampang timbang biologi, dadine aku mlebu IPS ae," ujarnya. Sebagian memutuskan untuk mengunjungi rumah, yang ternyata dikunci. Jadilah mereka ngelesot  lagi di depan rumah untuk mengerjakan proyek yang terdzolimi seperti wayang dan lukisan. Sementara sebagian pergi ke kantin untuk mengisi perut.

"He ayo ritual!" kata Helmi dengan wajah penuh semangat. Iyo iyo seleksi olimpiade biologi peringkat dua.

"He ayo ngeband! Aku pengen mbengok-bengok," kata Bianda, dengan wajah tanpa ekspresi.

Kami pun bercerita tentang perjuangan masing-masing mempersiapkan perang dan saat perang itu sendiri. Ada yang salah belajar bab,
ada yang sudah mengkhatamkan semuanya tapi berakhir lupa,
ada yang dengan bodohnya sukses menghabiskan waktu untuk belajar dengan tidur..
Ada yang menjawab skema plasmodium dengan cara menggambar nyamuk buesar tanpa penjelasan yang menjanjikan,
ada yang di 15 menit terakhir LJK nya kena tipe ex,
dan banyak juga yang menceritakan trik mencontek teman duduknya :))

Tapi perkataan yang paling membuat admin termenung, adalah ketika Ecchi Obaasan, yang posisinya sengaja dituakan, berkata,
"Akhirnya aku paham kenapa remidi dibuat jadwal tersendiri."
Sebuah kalimat yang menyadarkan bahwa,
ini baru awal dari sebuah perjuangan mempertahankan keberadaan diri, dan pembuktian sebuah kepantasan.
Inilah Smala.
Inilah SMA Negeri 5 Surabaya.

2 komentar:

  1. Eeea.... Sip eauy adminnya..
    Seharusnya ya, soal proses UAS itu juga dijelaskan. Asyik lho. kan malah tambah lengkap. wkwkwk.

    BalasHapus
  2. wiiii...bagus yaa....makasih buat adminnya :) padahal lagi UAS tapi masih sempet ngepost..... :D

    BalasHapus